Langsung ke konten utama

Postingan

Aku Tak Tahu

Postingan terbaru

Lulus, Wisuda Lalu?

Perjalanan hidup seorang manusia tentu tidak akan pernah berhenti kecuali memang takdir yang menghentikannya (read=meninggal) sebelum takdir yang menghentikanpun ada beberapa rangkaian kewajiban yang harus di lakukan, misal belajar. Untuk hal yang satu ini (belajar) tidak ada batasnya sekalipun jika seseorang telah di nyatakan lulus dari sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi karena sejatinya kita adalah seorang pembelajar yang tidak akan di sebut selesai waktu belajarnya jika allah yang menyudahinya. Lalu, setelah lulus dan wisuda apa yang harus di lakukan? Belajar!  Yup. Belajar lagi belajar lagi. Tidak harus di dalam ruangan yang dimana ada mahasiswa dan dosen, ada diskusi, ada perdebatan, dan ada lain sebagainya. Belajarlah dari semua keadaan yang ada, dari waktu yang kita gunakan dan dari apa yang sudah kita lakukan dan bahkan yang akan kita lakukan selanjutnya. Jika seorang sarjana selalu di kaitkan dengan "Bekerja" maka jadikanlah saat bekerja itu adala

Ridho allah atau Ridho Orang tua

Saat ini banyak yang beralasan karena “ridho orang tua” semakin bosan telinga ini mendengar alasan alasan manusia sekarang yang mengatasnamakan “ridho orangtua”.  Bosan mata ini melihat pemandangan kawan kawan yang sudah tidak keberatan untuk melepaskan jilbab hanya demi puing rupiah itu saja. Tidakkah kita lihat berapa banyak orang orang yang kaya raya tetapi jauh dari keberkahan? Tidakkah kita ingat dengan perintah allah untuk mengulurkan jilbab sebagai bentuk identitas kita sebagai muslimah? Atau seolah olah kita berusaha untuk melupaknnya. Ah sungguh engkau tidak bisa terlepas dari aturan allah itu wahai saudariku. Engkau beralasan karena dengan menutup aurat mu engkau sulit mendapatkan pekerjaan sekalipun ada pekerjaan yang bisa kamu kerjakan itu tidak ada hasil rupiah di sana. Sedangkan orang tuamu menuntut lebih dari itu akhirnya engkau siap untuk melepas mahkota identitasmu (jilbab) dan kau masuk ke dalam lingkungan pekerjaan yang menuntut mu untuk melepaskan nya dan en

Aku dan Kicauan Burung

Sepi sekali di sini tidak ada suara riuh teman sekamar, yang ada hanya di temani suara kicauan burung. Di balik jendela sana yang ku lihat hijaunya lapangan rumput, gedung sekolah dan jejeran rumah warga sekitar. Di balik jendela ini ku mampu menatap ke luar sana meski di jauh sana bertendeng gedung gedung pencakar langit yang hampir rata ku lihat ke jauh sana, disanalah gedung itu berada. Bila dibandingkan pepohonan dan banguna rumah yang ku lihat saat ini sungguh bangunan tembok itulah yang mendominasi pandangan ke dua bola mata ini. sedangkan pepohonan? Hanya ada beberapa dan mungkin iapun terancam untuk segera di tebang. Tanpa ada suara teriakan, tanpa ada suara yang berjalan, dan tanpa ada suara keceriaan. Sepertinya penghuni asrama sedang pulang untuk melepas penat selama seminggu belajar atau mungkin mereka sedang asyik di kamar masing masing atau bahkan mereka sedang mencari udara segar keluar dengan hiasan awan mendung yang ku yakin sebentar lagi hujan itu akan t

Apa Kabar HariMu?

Bagaimana kabar mu? kabar itu yang ku tunggu di sepanjang hari ini, engkau baik baik saja atau sebaliknya, aku berusaha meyakinkan bahwa kau disana tentu baik saja. Ah! tak perlu aku menunggu kabarmu karena kaupun tak pernah menunggu kabar dariku bukan? aku seperti ingin berkata kepadamu pergilah jauh dari depanku dan biarkan aku untuk tidak menunggu kabarmu kembali. Aku rajin melihat kau di dunia maya  yang kini telah mengalihkan perhatianmu, sesekali ku lihat kabar kau disana tapi sepertinya kau sangat nyaman dan tidak sama sekali membutuhkanku. Aku kembali berpikir akulah yang membutuhkanmu untuk pergi jauh dari pikiran dan hari ku. Aku memintamu untuk tidak datang kembali di hari ku tapi aku tak kuasa untuk mengatakan itu di depanmu, bahkan dibelakangmu pun aku tak kuasa.  Setelah ku mencoba untuk tidak mencari bagaimana kau saat ini tapi kabar tentang dirimu selalu hadir meski tak di undang. Wujudmu tak ada di depanku bukan? tapi mengapa kabarmu selalu dibawakan oleh

Pemuda Hari Ini Pahlawan Hari Esok

"Berikan aku 10 pemuda, maka aku akan ubah dunia” (Ir. Soekarno) pemuda adalah tonggak keberhasilan suatu negara, pemuda juga yang akan menentukan ke mana arah negara ini selanjutnya. Peran pemuda dalam pertumbuhan sebuah negara sangat berpengaruh, hal ini juga mempengaruhi bentuk kontribusi pemuda kepada masyarakat. Pemuda saat ini ialah yang akan membangun masyarakat di sekitarnya dan kontribusi seorang pemuda dalam pembangunan negara ataupun kontribusi yang di berikannya terhadap masyarakat sangatlah penting. Karna sejatinya pemuda-pemuda yang kini belajar menuntut ilmu hingga  ke luar negeri  sekalipun ialah untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dan Berkontribusi penuh atas kemajuan masyarakat dan negara. Mahasiswa ataupun pemuda mempunyai suatu peranan penting dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Mahasiswa yang kini juga memiliki titel seorang pemuda harus cepat tanggap dalam menghadapi keadaan negara, kita tahu bahwa pemuda ataupun mahasiswa

Tentang Cinta Yang di Tunggu

kata sebagian orang menunggu memang melelahkan, tapi kalau itu menunggumu sepertinya tidak melelahkan. Ya menunggu hadir sosokmu kembali yang datang entah itu esok, lusa atau nanti di waktu yang aku dan dirimu tidak tahu. satu yang ingin ku tanyakan, akankah kau datang kembali? mungkin aku menunggumu di tengah lalu lalang orang banyak datang di kehidupan ini yang mereka hanya menyapa, basa basi dan kemudian pergi kembali. yang itu artinya hanya kamu yang mungkin bisa saja datang, pergi dan kembali menetap. ah sepertinya aku sedang dalam mimpi yang berkhayal indah tentang hadir kembali sesosok manusia yang kini telah pergi. Mungkinkah aku sedang dalam mimpi itu, yang memimpikanmu dan yang ku sadar di kenyataan pagi ini tak kudapati dirimu.  Pagi ini aku titipkan salam kepada matahari yang sepertinya mulai malu malu untuk menetap di atas sana. Dia muncul sedikit sedikit namun pasti dan aku semakin tersadar engkaupun esok akan seperti itu muncul pelan pelan dan pasti akan hadir berdi